BERITA
Berita adalah
informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan
lewat bentuk cetak, siaran, Internet, atau dari
mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak.
Laporan berita
merupakan tugas profesi wartawan, saat berita
dilaporkan oleh wartawan laporan tersebut menjadi fakta / ide terkini yang
dipilih secara sengaja oleh redaksi pemberitaan / media untuk disiarkan dengan
anggapan bahwa berita yang terpilih dapat menarik khalayak banyak karena
mengandung unsur-unsur berita.
Stasiun
televisi biasanya memiliki acara berita atau menayangkan berita sepanjang
waktu. Kebutuhan akan berita ada dalam masyarakat, baik yang melek huruf maupun
yang buta huruf.
Sifat berita
1. Aktual (baru). Hal-hal yang baru lebih
memiliki nilai berita dibandingkan hal-hal yang terjadi sudah lama.
2. Jarak (jauh/ dekat). Khalayak lebih
tertarik akan kejadian yang terjadi di sekitar mereka dibandingkan dengan kejadian
di tempat yang lebih jauh.
3. Penting. Sesuatu menjadi berita saat
dianggap penting, karena berpengaruh pada kehidupan langsung, contoh: UU
larangan merokok.
4. Akibat. Sesuatu menjadi berita karena
memiliki dampak yang besar, contoh: penayangan film Fitna
di situs YouTube.
5. Pertentangan/ konflik.
6. Seks. Contohnya seperti perceraian,
perselingkuhan, dan lain sebagainya
7. Ketegangan. Contohnya seperti saat-saat
pelantikan presiden.
8. Kemajuan-kemajuan. Inovasi baru atau
perubahan.
9. Emosi, segala sesuatu yang apabila
dikabarkan akan membuat marah, sedih, kecewa. Contohnya: pemberitaan tentang
bayi baru lahir yang ditemukan di tempat sampah.
10. Humor.
Pentingnya 5 W + 1 H dan Piramida Terbalik
Menulis berita
bukan sekedar mencurahkan isi hati. Sebuah berita harus dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, aktual, dan informatif. Tidak seperti
menulis karangan yang mendayu-dayu. Kualitas berita tentu harus memenuhi kriteria
umum penulisan, yaitu 5W+1H yang sudah menjadi ‘sego jangan’ (di luar kepala)
buat seorang jurnalis. Selain syarat tersebut, sebenarya ada juga syarat yang
juga wajib dimengerti oleh seorang jurnalis, yaitu persyaratan bentuk. Dalam
jurnalistik syarat bentuk ini lebih sering dikenal dengan sebutan ‘Piramida
Terbalik’. Kenapa disebut Piramida Terbalik, karena bentuknya memang mirip
dengan piramida mesir namun posisinya terbalik.
Mengapa kedua
hal ini disebut sebagai dasar menulis bagi wartawan. Kedua teknik ini juga
bisa, dan memang efektif, dipakai oleh penulis non-wartawan, termasuk bloger
5W=1H adalah
singkatan dari “what, who, when, where, why, how,” yang dalam bahasa Indonesia
menjadi “apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana.” Semua unsur inilah
yang harus terkandung dalam sebuah artikel biasa atau berita biasa.
Artikel
berbentuk berita memiliki struktur unik: Inti informasi ditulis pada alinea
awal (disebut sebagai "lead" atau "teras berita"; biasanya
satu hingga dua paragraf), data-data penting menyusul pada alinea-alinea
selanjutnya, lalu penjelasan tambahan, dan diakhiri dengan informasi lain yang
bukan bersifat informasi utama. Inilah yang disebut sebagai piramida terbalik.
Piramida
Terbalik adalah sebuah struktur penulisan atau bentuk penyajian sebuah tulisan
yang umum dilakukan seorang wartawan. Kenapa harus menggunakan metode Piramida
Terbalik, tentu maksudnya adalah agar pembacara dapat segera mengetahui inti
dari berita yang ingin diketahuinya. Apalagi disaat seperti sekarang yang serba
cepat. Berita online misalkan, sebaiknya dalam menyampaikan berita langsung ke
pokok beritanya. Informasi- informasi penting (inti) disajikan di awal
paragraf, selanjutnya informasi pendukung mengikuti paragraf berikutnya.
Bagi pembaca
sebuah artikel, piramida terbalik memudahkannya menangkap inti cerita, sebab
informasi yang paling pokok langsung dibeberkan sejak alinea-alinea awal.
Bagi wartawan
maupun redaktur, akan memudahkan dalam penulisan dan editing berita, karena
mereka lebih fokus pada pokok pikiran berita yang mereka tuliskan. Sedangkan
redaktur pun akan sangat mudah dalam menyunting ataupun memotong berita,
tinggal menghapus paragraf-paragraf akhir yang dianggap tidak terlalu penting.
Sedangkan bagi media dengan penulisan Piramida Terbalik ini, akan menghemat
space halaman.